1. Tari Kathak (India).
Kathak diambil dari kata “Kathaka” yang berarti bercerita maka tari Kathak itu sendiri merupakan jenis tarian yang paling muda dan bersifat story telling atau menjelaskan suatu kisah. Tarian ini ada kurang lebih sejak 500-1000 tahun lalu di Utharprdesh, India utara. Pada awalnya Kathak ditarikan oleh penari-penari jalanan atau pendongeng yang menarikan tarian ini di lapangan desa atau di halaman kuil. Namun pada saat Islam mulai memenuhi India utara dan mulai berdirinya pemerintahan Islam dari Persia kebiasaan untuk menari di Kuil dan menceritakan kisah-kisah Hindu harus dihentikan, sehingga tari Kathak hanya dipentaskan untuk kepentingan hiburan semata baik di istana atau untuk umum.
Tarian ini merupakan bentuk kombinasi dari tari India asli dan tarian Persia. Bahkan jika kita lihat dari segi kostum kita akan dapat menemukan penari wanita tidak memakai kostum yang glamour seperti di bharatanatyam namun hanya menggunakan sari dengan rok yang lebar dan penari prianya tidak bertelanjang dada tetapi memakai pakaian Kurta atau Sherwani.
2. Tari Buchae (Korea).
Buchaechum atau Tari Buchae (tari kipas) adalah tari kelompok yang merupakan salah satu tarian tradisional Korea yang paling terkenal di mancanegara. Tarian ini dipertunjukkan oleh sekelompok penari wanita yang memegang kipas berwarna-warni. Tarian ini adalah kreasi baru, yang diciptakan oleh penari Kim Baek-Bong pada tahun 1954. Inti tarian ini adalah variasi gerakan membuka, menutup dan membentuk formasi dari kipas.
Tarian ini dikenal karena mereprensentasikan keindahan dan keagungan wanita korea. Para penarinya membentuk formasi dari kejadian-kejadian di alam, seperti deburan ombak, rumpun bunga dan kupu-kupu yang berterbangan diterpa angin.
3.Tari Naga (China)
Dalam tarian ini, satu regu orang Tionghoa memainkan naga-nagaan yang diusung dengan belasan tongkat. Penari terdepan mengangkat, menganggukkan, menyorongkan dan mengibas-kibaskan kepala naga-nagaan tersebut yang merupakan bagian dari gerakan tarian yang diarahkan oleh salah seorang penari. Terkadang bahkan kepala naga ini bisa mengeluarkan asap dengan menggunakan peralatan pyrotechnic.
4. Tari Sema (Turki)
Tarian ini dilakukan dengan car berputar - putar. Apabila tari perut dipentaskan untuk hiburan, tari sema ditujukan untuk fungsi keaagamaan. Tari sema telah di pertunjukan selama 700 tahun lalu oleh para sufi. Tarian ini dimulai dengan pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum.setelah melakukan tiga putaran, para penarinya melepaskan mantel. Setiap orang akan mendekati pemimpin, memberi salam, mencium tangan, dan membentuk formasi sesuai intruksi pemimpinnya. Tarian diakhiri dengan pembacaan Al - Qur'an.
5. Tari Mak yong (Malaysia)
Pada mulanya kesenian Mak yong berupa tarian joget atau ronggeng. Dalam perkembangannya kemudian dimainkan dengan cerita-cerita rakyat, legenda dan juga cerita-cerita kerajaan. Sejak dahulu makyong dipentaskan di desa-desa sekitar pematang sawah seusai panen padi. Pihak kerajaan juga akan mementaskannya secara khusus dengan mengambil pelakon terbaik dari desa-desa.
Makyong mengalami kejayaannya pada masa keemasan kesultanan Riau-Lingga tahun 1950-an. Pada masa kejayaannya ini Makyong pernah dianggap sebagai kesenian istana. Di Kepulauan Riau masa lalu, makyong ditemukan di dua tempat, yaitu di Tanah Merah dan di Mantang Arang. Dulu Mak Yong juga digunakan untuk merawat orang yang sakit. Praktek ini tidak lagi dipraktekan termasuk pula di Indonesia. Bagaimana pun, Mak Yong masih dipersembahkan dengan adat istiadat di panggung. Mantera yang dilakukan diwariskan dari seseorang kepada pewarisnya.